22 Trik Menghadapi Wawancara Beasiswa Community College Initiative Program (CCIP)

“We are pleased to inform you that the AMINEF selection committee has finished their review on the Community College Initiative Program applications, and will consider you for an interview and also ITP TOEFL Test. The interview and ITP TOEFL TEST are tentatively scheduled on Thursday, December 08 and Wednesday, December 07, 2011, at AMINEF Office, CIMB Niaga Plaza 3rd Floor, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 25, Jakarta.”

Para pelamar beasiswa Community College Initiative Program (CCIP) tentu merasa bahagia ketika menerima email seperti di atas. Email yang dikirim oleh Aminef berisi undangan wawancara dan juga tes TOEFL yang merupakan lanjutan proses seleksi.

Mendapat undangan wawancara berarti aplikasi yang sudah dikirim layak di mata para juri dan mereka ingin mengenal lebih jauh si aplikan sebelum mereka memutuskan untuk memberikannya beasiswa sekolah 1 tahun akademik di Amerika. Dan itu juga berarti langkah menuju ke Negeri Paman Sam sudah separuh jalan.

Alhamdulillah. Hanya kata itu yang bisa saya ucapkan berkali-kali untuk mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan.

Seingat saya, Aminef mengirimkan email undangan wawancara kepada semua peserta yang lulus seleksi berkas secara bertahap. Artinya semua email tidak dikirim dalam 1 hari. Saya sendiri menerima email tersebut di minggu terakhir November 2011, sedangkan ada aplikan-aplikan lain  yang telah menerima email tersebut lebih awal.

Ada waktu sekitar 2 minggu untuk mempersiapkan diri sebelum wawancara. Berikut saya berikan 22 trik menghadapi interview beasiswa CCIP berdasarkan pengalaman pribadi saya tahun 2011 yang lalu. Semoga ada manfaatnya bagi teman-teman yang akan mengikuti proses seleksi tahun ini.

Sebelum hari wawancara:

1. Cetak aplikasi kamu dan luangkan waktu secara teratur untuk mempelajari kembali aplikasi tersebut. Pastikan bahwa kamu menguasai isinya (bukan menghafal), seperti jawaban-jawaban esai, deskripsi pekerjaan-pekerjaan kamu,  karena pertanyaan-pertanyaan tanya jawab itu nantinya seputar apa-apa saja yang sudah ditulis di aplikasi. Rentang waktu yang cukup lama, sejak pengiriman aplikasi sampai hari interview, memungkinkan kamu lupa dengan jawaban yang sudah kamu tulis di aplikasi. Jangan sampai di aplikasi kamu jawab A, tapi pada saat interview kamu jawab B.

2. Pelajari kembali program CCIP secara umum. Tidak ada salahnya melakukan sedikit riset untuk mengetahui apa itu CCIP, siapa yang berhak menerima beasiswa CCIP, negara-negara mana saja yang menjadi penerima beasiswa CCIP, dan lain-lain. Kamu bisa cek informasi-informasi tersebut di lembaran-lembaran pertama aplikasi.

3. Untuk pakaian pada saat interview, saya rasa Aminef tidak menentukan pakaiannya harus seperti apa. Berpakaianlah yang pantas dan dapat membuat kamu nyaman. Jangan sampai salah kostum karena kamu akan menemui orang-orang penting yang akan memberikan penilaian apakah kamu layak atau tidak. Jadi hargai mereka dengan berbusana yang baik. Hindari juga mengenakan aksesoris yang terlalu ramai dan berlebihan. Beberapa teman saya dulu mengenakan batik, barangkali bisa ditiru.

4. Tidur yang cukup.

Hari wawancara:

5. Usahakan sarapan dulu sebelum berangkat ke kantor Aminef. Menunggu giliran dipanggil interview itu bisa menguras energi. Kalau perut kosong, khawatirnya kamu akan ngawur menjawab pertanyaan-pertanyaan interview.

6. Berangkat lebih awal. Saya rasa semua orang setuju bahwa lalu lintas Jakarta sangat sibuk dan kemacetannya tidak bisa diprediksi.

7. Sampai di kantor Aminef, ngobrol santai dengan para peserta lainnya untuk memecah kekakuan dan meredakan perasaan gugup.

8. Kuasai diri agar tidak gugup atau panik yang berlebihan. Berusaha untuk rileks saja. Misalnya telepon orang tua, bolak-balik ke toilet, atau main games di hape, atau lakukan apa saja yang bisa buat kamu santai.

Di ruangan wawancara:

9. Berikan senyum yang paling manis ke para juri ketika memasuki ruangan interview dan jangan duduk sebelum dipersilahkan. Ada 4 orang juri yang terdiri dari 2 orang perwakilan Amerika dan 2 orang perwakilan Indonesia. Ditambah 1 orang staf Aminef, Mbak Mita, sebagai moderator.

10. Duduk yang nyaman. Jangan memasukkan tangan ke saku, jangan menggumam, dan jangan menyilangkan tangan di dada. Posisikan saja kedua tangan di atas paha. Saya juga kurang setuju jika duduk sambil menyilangkan kaki. Intinya jagalah sikap tubuh. Ini memang penting dan bisa menjadi penilaian juga. FYI,  salah seorang juri perwakilan Indonesia adalah seorang psikolog. Beliau tentu sangat paham akan hal-hal seperti ini.

11. Pertama kali aplikan akan diminta untuk memperkenalkan diri secara singkat. Awali dengan mengucapkan, “First of all, I’d like to say thank you to all of you for giving me a chance to have this interview. My name is …” Tujuannya sih untuk memberikan apresiasi saja kepada para juri. And guess what, mereka mengangguk dan tersenyum senang. Perasaan grogi pun mereda.

12. Kalau bisa jangan gugup pada saat wawancara. Kalaupun tidak bisa menutupi bahwa kamu sedang gugup, seperti yang dulu saya alami, usahakan jangan sampai berlebihan dan keringat dingin. Para jurinya sangat ramah kok dan bisa mencairkan suasana jika sudah melihat sang aplikan kelihatan gugup.

13. Jawab setiap pertanyaan dengan tenang dan lancar. Kalau kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris kamu kurang baik, bicara saja dengan lambat. Yang paling penting adalah para juri bisa memahami apa yang sedang kamu sampaikan.

14. Jangan memotong pembicaraan. Kadang kita terpancing untuk segera memberikan jawaban atau pun berargumen, tapi tunggulah sampai juri selesai berbicara.

15. Pahami pertanyaannya dan jawab sesuai porsi. Jangan bertele-tele. Pertanyaan yang diawali dengan kata-kata sebutkan, jelaskan, bagaimana, kenapa, tentu menginginkan jawaban dengan porsi berbeda.

Misalnya, “Sebutkan apa kepanjangan CCIP” dan “Jelaskan apa itu CCIP” memiliki jawaban dengan porsi yang tidak sama.

16. Jika pertanyaan juri kurang dimengerti, dengan sopan mintalah mereka untuk mengulanginya.

17. Seperti ngobrol biasa, gunakan ekspresi seperti senyum, mengerutkan dahi, sedikit mengangguk atau hal-hal semacam itu, supaya para juri menangkap apa yang kamu bicarakan. Aplikan pun bisa menilai apakah juri-juri itu puas atau tidak ketika mereka tersenyum, mengangguk, atau mengerutkan dahi.

18. Jika juri memberikan pertanyaan yang tak terduga, pikirkan sesaat sebelum memberikan jawaban.

19. Jaga kontak mata selama wawancara berlangsung.

20. Bersikap apa adanya. Kalau ada pertanyaan juri yang kamu tidak tahu jawabannya, katakan saja ” Maaf, saya tidak tahu tentang hal itu.” Tidak perlu merasa malu. Dari pada bersikap sok tahu dan memberikan jawaban yang kurang tepat, penilaian kamu mungkin bisa berkurang di mata juri.

21. Ucapkan terima kasih dan salam penutup seperti Have a good day ketika wawancara sudah selesai.

22. Rasanya plong kalau sudah selesai interview. Selanjutnya, berdoalah.

Setelah proses interview selesai, para aplikan akan mendapat pengumuman apakah mereka menjadi nominated candidate atau alternate candidate yang disampaikan melalui email. Kalau kamu mendapatkan hasil nominated candidate, bergembiralah karena itu artinya kamu akan dinominasikan untuk memperoleh beasiswa CCIP, sedangan yang alternate candidate akan menjadi cadangan. Dan menurut pengalaman yang sudah-sudah, peserta yang menjadi nominated kemungkinan besar akan lolos, sedangkan alternate kemungkinan berangkat masih 50%.

Setelah pengumuman nominated atau alternate candidate diberikan, pihak Aminef akan mengirimkan semua berkas aplikasi perserta ke Washington D.C. untuk dikaji ulang oleh tim seleksi di Amerika. Setelah itu mereka yang akan memutuskan siapa yang menjadi selected candidate atau yang berhasil menerima beasiswa CCIP.

Untuk gambaran saja, berikut daftar pertanyaan wawancara yang saya terima tahun 2011 lalu:

Q: Perkenalkan diri kamu

A: Nama saya Ilham. Saya anak ke 7 dari 9 bersaudara. Saya berasal dari Pekanbaru, Riau dan sekarang bekerja di Telkomsel.

Q: Apa itu CCIP?

A: CCIP adalah program beasiswa non-degree yang diberikan oleh pemerintah Amerika kepada orang-orang yang berasal dari negara-negara berkembang untuk menuntut ilmu profesional selama 1 tahun akademik di kampus-kampus komunitas di Amerika.

Q: Kamu melamar bidang media spesifikasi studi komunikasi, mengapa?

A: Saya selalu tertarik untuk bertemu dengan orang-orang baru dan saya selalu menyukai bidang pekerjaan yang menuntut saya untuk bertemu dan berkomunikasi dengan orang banyak. Dan saya ingin belajar tentang studi komunikasi melalui program CCIP.

Q: Pengalaman kerja kamu sudah banyak bergelut di bidang komunikasi, lantas kenapa masih ingin kuliah studi komunikasi, tidak mencoba bidang baru di CCIP?

A: Ya betul, tapi hampir semua pengalaman saya dibidang komunikasi saya peroleh secara otodidak. Saya sangat ingin untuk menuntut ilmu di bidang komunikasi secara formal.

Q: Apa rencana kamu 5 tahun mendatang?

A: Melanjutkan studi S2, sudah memiliki pekerjaan yang tetap atau karir yang bagus, dan berkeluarga.

Q: Kamu suka masak ya? Masak apa?

A: Iya. Saya bisa masak nasi goreng. Saya juga bisa masak rendang. (Pakai bumbu siap saji tentunya, haha)

Q: Setelah menyelesaikan beasiswa CCIP ini, apa rencana kamu dalam hal pekerjaan? (Ini pertanyaan yang cukup menjebak saya. Saat itu dialog saya dengan salah satu juri perwakilan Amerika seperti ini:

Saya: “Setelah selesai kuliah di Amerika, saya ingin berkarir di bidang komunikasi, posisinya apa saya belum tahu pasti, tapi saya ingin menjadi semacam trainer.”

Juri: “Dimana?”

Saya: “Di perusahaan asing.”

Juri: “Misalnya…?”

Saya: (Saya bingung mau jawab apa, dan tiba-tiba saya jawab dengan ragu-ragu…) Chevron. (Saya menyebut Chevron karena perusahaan itu ada di Pekanbaru).

Juri: (Ekspresi mukanya langsung berubah dan berkomentar…) “Oh, jadi setelah memperoleh beasiswa ini, kamu ingin bekerja di perusahaan asing, lalu mendapatkan gaji besar, gitu? Lantas kontribusi apa yang akan kamu berikan untuk masyarakat kamu?”

Saya: (Terdiam beberapa saat karena tidak menyangka akan mendapat komentar seperti itu. Lalu saya melihat Mbak Mita, berharap secara ajaib mendapat “bisikan” jawaban yang baik, tapi Mbak Mita cuma memberikan dukungan lewat ekspresi wajah, haha. Akhirnya saya tetap memberikan jawaban yang sedikit ngeles tapi sayangnya si bule masih kelihatan tidak puas dengan jawaban saya. Agak sedih juga sih, tapi tetap berusaha tenang. Padahal dalam hati sudah ngomong, “Aduh, salah jawab kan…”).

Pertanyaan interview yang saya terima tidak banyak. Tapi biasanya akan ada pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang bisa muncul dari jawaban-jawaban yang diberikan aplikan.

Begitulah. Interview beasiswa CCIP itu tidak mengerikan kok, jangan panik duluan, kurang lebih hampir sama lah dengan wawancara kerja. Dan setiap peserta pasti punya pengalaman wawancara beasiswa CCIP yang berbeda, ada lucunya, ada paniknya karena mendapat pertanyaan yang diluar dugaan.

Saya jadi pengen tahu juga nantinya pengalaman interview kalian seperti apa, jangan lupa share di sini ya. Good luck to anyone who is going to follow the CCIP interview. I wish you all luck, guys!

3 thoughts on “22 Trik Menghadapi Wawancara Beasiswa Community College Initiative Program (CCIP)

Add yours

  1. Dear mas Ilham, insya Allah saya akan interview CCIP tgl 30 januari 2019 mendatang. postingan mas sangat membantu saya dalam menghadapi interview karena saya sangat grogi disebabkan bahasa inggris saya tidaklah bagus. mohon doanya agar saya lulus ^^

What do you think?

Blog at WordPress.com.

Up ↑